“Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala musim
berganti. Cintailah mereka seperti sungai, karena sungai mengalir
selamanya”
Cinta seperti bunga adalah kesemuan. Pada hakikatnya, ia tak lebih dari gejolak nafsu syahwati yang temaram. Namun hari-hari yang kian keruh ini menjadikan manusia mencinta sebatas bunga, ia mekar di awal musimnya, indah begitu merekah, hingga tiba waktunya saat rona merah itu layu, cinta itu pergi berpaling. Cinta seperti sungai, itulah bentuk lain dari inspirasi. Tak pandang bulu, ia mencinta karena maksud abadi. Ia mencinta karena ia butuh untuk mencari sandaran hati, ia mencinta karena mencari sumber ketenangan hidup, cinta itu ada dalam bumi, cinta itu merekah begitu jelas di sekeliling kita, namun segelintir saja manusia mersakannya.
“Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak” (Buya Hamka).
Cinta seperti bunga adalah kesemuan. Pada hakikatnya, ia tak lebih dari gejolak nafsu syahwati yang temaram. Namun hari-hari yang kian keruh ini menjadikan manusia mencinta sebatas bunga, ia mekar di awal musimnya, indah begitu merekah, hingga tiba waktunya saat rona merah itu layu, cinta itu pergi berpaling. Cinta seperti sungai, itulah bentuk lain dari inspirasi. Tak pandang bulu, ia mencinta karena maksud abadi. Ia mencinta karena ia butuh untuk mencari sandaran hati, ia mencinta karena mencari sumber ketenangan hidup, cinta itu ada dalam bumi, cinta itu merekah begitu jelas di sekeliling kita, namun segelintir saja manusia mersakannya.
“Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak” (Buya Hamka).
0 komentar